Jumat, 13 Maret 2015

Sekantong Bibit Kacang Tanah

Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya, terasa masih saja serba kekurangan.

Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka.

Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, “Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus membantu?”

Kamis, 12 Maret 2015

KETIKA MASALAH DATANG

Ketika masalah datang dan sepertinya tidak ada jalan keluar penyelesaiannya, 
aku datang menghadap-Nya dan duduk dibawah kaki-Nya,
Kataku, “Tuhan, mengapa Engkau mengijinkan semua ini terjadi didalam hidupku ?”
Jawab-Nya, “Apa hikmat yang kau dapat dari semua ini ?”
Jawabku, “Saya mulai rajin berdoa memohon kekuatan, membaca Sabda-Mu dan masih banyak lagi.”
Kata-Nya, “Teruskan semua itu. Janganlah kamu berhenti melakukan semua itu.”
Tanyaku lagi, “Lalu, sampai kapan semua masalah ini berakhir ?”
Jawab-Nya, “Karena rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalan-Ku bukanlah jalanmu.Apakah engkau tidak percaya akan rancangan-Ku atas hidupmu ?”
Jawabku, “Tuhan, kuatkanlah hatiku, teguhkanlah imanku, buat aku melihat keajaiban-Mu. Berikanlah rahmat kebijaksanaan kepadaku dan rahmat pengertian.
Isilah terus hati yang kosong dengan Cinta Kasih yang berasal dari-Mu.
Ingatkanlah terus bahwa setiap yang terjadi pasti ada hikmat yang bisa diambil dan tanamkanlah terus menerus bahwa suatu hari akan indah pada waktunya.
Bukan waktuku namun waktu-Mu.
Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu saja, bukan kehendakku.
Terima kasih Yesus ku.”

Sumber: Krenungan
By : Romo Laurensius Rony

Perumpamaan Gelas

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. 
Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung masalah. Langkahnya gontai dan air mukanya ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkanya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?”, ujar Pak tua itu. “Asin, asin sekali,” jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke alam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang dengan mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.” Saat tamu itu selesai mereguk air, Pak tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”. “Segar”, sahut tamunya. ‘Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?’, tanya Pak tua lagi. ‘Tidak’, jawab si anak muda.

HARAPAN

Seorang teman bertanya,
“kenapa jam di rumah mu tidak ada yang tepat waktu”?
Kalau diperhatikan memang demikian, Jam di ruang tamu ku lebih 30 menit, di ruang TV juga demikian sedangkan di ruang kamar tamu dan kamarku sendiri berbeda sekitar 1 jam. Walau demikian aku hafal dengan perbedaan waktu tersebut. Lalu seperti pertanyaan dari teman ku…”untuk apa itu dilakukan”??
Hmmm rasanya enak saja kalau tiba-tiba terbangun jam menunjukan pukul 05:30 pagi, dan aku tahu bahwa itu masih jam 04:30 pagi.. artinya masih ada waktu kurang lebih 1/2 jam untuk tidur kembali sebelum kemudian bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Atau ketika terburu-buru hendak pergi atau melakukan sesuatu begitu melihat jam di ruang keluarga masih menyisakan waktu 1/2 jam untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan memastikan semuanya sudah siap.
Entahlah .bagiku mempunyai kelebihan waktu 1/2 jam sampai 1 jam menjadi suatu sumber harapan dimana saya masih berharap untuk tidur kembali atau bisa datang ke kantor ku tepat waktu walau jam di pergelangan tangan ku menunjukan hal yang sebaliknya.

TIME

Bayangkan ada sebuah bank yang memberi anda uang sejumlah Rp. 86.400,- setiap paginya.
Semua uang itu dapat anda gunakan (tidak lebih).
Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak anda gunakan selama sehari.
Coba tebak, apa yang akan anda lakukan?
Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.
Siapapun dari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU.
Setiap pagi, ia akan memberi anda 86.400 detik.
Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak anda gunakan untuk tujuan baik.
Karena ia tidak memberikan sisa waktunya pada anda.
Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.
Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untuk anda.
Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa.
Jika anda tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpa anda.
Anda tidak bisa menariknya kembali.
Juga, anda tidak bisa meminta “uang muka” untuk keesokan hari.
Anda harus hidup di dalam simpanan hari ini.
Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan anda.
Jam terus berdetak.

Cara Menginstall Software Adobe Photoshop CS6

CARA MENGINSTALL SOFTWARE ADOBE PHOTOSHOP CS6 Haii guys, hari ini saya akan memberikan tutorial sederhana untuk menginstall Software...